KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah membimbing kami menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan dan petunjukNYA, penyusun tidak akan
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kelancaran.
Makalah
ini kami susun agar pembaca dapat memahami tentang Jenis Jenis Tulisan. Semoga makalah yang
sederhana ini dapat memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca.
Penyusun
menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kami masih
mengharap kritik dan saran dari para pembaca.
Lubuklinggau, Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………….1
Daftar Isi ..................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………3
B. Rumusan Masalah
……………………………………………………….4
C. Tujuan ……………………………………………………………………..4
D. Manfaat
Penulisan………………………………………………………
.4
BAB II KAJIAN TEORI
A.Deskripsi
Tulisan …………………………………………………………..5
B.
Paragraf Naratif …………………………………………..………….…...5
C. Paragraf Deskriptif ……………………………………………………….9
D. Paragraf Eksposisi ………………………………………………..….....11
E. Paragraf Persuasif ……………………………………………………...12
F. Paragraf Argumentasi………………………………………..………..…14
BAB III PENUTUP
A. Simpulan …………………………………………………………….…...18
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menulis atau mengarang pada hakikatnya
adalah menuangkan gagasan, pendapat gagasan, persaan keinginan, dan kemauan,
serta informasi ke dalam tulisan dan mengirimkannya kepada orang lain
(Syafie’ie, 1988:78). Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan
erat dengan aktifitas berpikir. Keduanya saling melengkapi. Melaui kegiatan
berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Mengemukakan gagasan secara tertulis
memang tidak mudah. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis
hendaknya memiliki tiga ketrampilan dasar dalam menulis, yaitu ketrampilan berbahasa,
ketrampilan penyajian, dan ketrampilan pewajahan. Penulis harus harus menguasai
bahasa yang digunakan untuk menulis. Jika dia menulis dalam bahasa Indonesia,
dia harus menguasai bahas Indonesia. Menguasai bahasa Indonesia berarti
mengetahui dan dapat menggunakan kaidah-kaidah tata bahasa Indonesia, serta
mengetahui dan dapat menggunakan kosakata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Berangkat pada pendapat di atas,
menulis bukan hanya sekedar menuliskan apa yang diucapkan, tetapi merupakan
suatu kegiatan yang terorganisasi sedemikian rupa, sehingga terjadi suatu
kegiatan komunikasitidak langsung antara penulis dan pembaca. Tugas seorang
penulis tidak hanya memilih topik pembicaraan yang sesuai atau serasi, tetapi
juga harus menentukan tujuan yang jelas. Penentuan tujuan menulis sangat erat
hubungannya dengan bentuk atau jenis-jenis tulisan. Penulis harus mengetahui
tulisan yang ditulisnya termasuk dalam bentuk tulisan apa, dan harus mengetahui
tujuan dari tulisannya tersebut. Pada kesempatan ini, penulis makalah mencoba
memaparkan dan menjelaskan bentuk-bentuk tulisan menurut beberapa ahli bahasa.
B.
Rumusan
Masalah
Dari paparan pendahuluan di
atas, untuk itu dalam pembuatan makalah ini penulis menjelaskan jenis-jenis
tulisan. Maka penulis mengemukakan pokok masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
deskripsi dari sebuah tulisan dan apa saja jenis-jenisnya ?
2.
Apa
yang dimaksud dengan paragraf naratif ?
3.
Apa
yang dimaksud dengan paragraf deskriptif ?
4.
Apa
yang dimaksud dengan paragraf persuasif ?
5.
Apa
yang dimaksud dengan paragraf argumensi ?
6.
Apa
yang dimaksud dengan paragraf eksposisi ?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan utama
penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:
1.
Untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Menulis Bahasa.
2.
Untuk
memberikan penjelasan tentang jenis-jenis tulisan.
D.
Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan
makalah ini ialah sebagai berikut:
1.
Mengetahui
deskripsi dari sebuah tulisan dan apa saja jenis-jenisnya.
2.
Mengetahui
penjelasan tentang paragraf naratif.
3.
Mengetahui
penjelasan tentang paragraf deskriptif.
4.
Mengetahui
penjelasan tentang paragraf persuasif.
5.
Mengetahui
penjelasan tentang paragraf argumensi.
6.
Mengetahui
penjelasan tentang dengan paragraf eksposisi.
BAB II
KAJIAN TEORI
KAJIAN TEORI
A.
Deskripsi
Tulisan
Menulis atau mengarang adalah proses
menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat
dipahami pembaca (Tarigan:1986:21). Menurut Syafie’ie (1988:41), tulisan pada
hakikatnya adalah representasi bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk visual menurut
sistem ortografi tertentu. Banyak aspek bahasa lisan seperti nada, tekanan
suara, perintah serta beberapa aspek lainnya yang tidak dapat dipresentasikan
dalam tulisan. Begitu juga halnya dengan fisik, seperti gerakan tubuh tangan,
kepala, wajah yang mengiringi bahasa lisan tidak dapat diwujudkan dalam sebuah
tulisan.
Mengemukakan gagasan secara tertulis,
perlu menggunakan bentuk tertentu dalam sebuah karangan. Bentuk-bentuk tersebut
dikemukakan oleh Nurjamal dalam Sumirat, Darwis (2011:70), bahwa berdasarkan
isi dan sifatnya, karangan terdiri atas : (1) narasi, (2) deskripsi, (3)
eksposisi, (4) persuasif, (5) argumentasi. Sebuah tulisan dibentuk oleh
serangkaian alenia atau paragraf, maka penjenisan tulisan berdasarkan hal
tersebut dapat ditinjau dari komposisi alenianya. Jika semua atau sebagian
besar tulisan dibentuk oleh alenia narasi, maka itu adalah karangan narasi,
begitupun dengan bentuk tulisan lainnya.
(dikutip oleh Mega, Arumi:2012)
B.
Paragraf
Naratif
Secara sederhana narasi dikenal sebagai
cerita. Pada paragraf narasi terdapat suatu kejadian atau peristiwa dalam satu
urutan waktu. Berikut pengertian narasi menurut beberapa ahli.
1. Menurut
Semi (2003:29), narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan
menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia
berdasarkan perkembangan dari waktu kewaktu.
2. Menurut
Keraf dalam buku Finoza
(Komposisi Bahasa Indonesia, 2004:136), narasi adalah suatu
bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada
pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.
3. Menurut
Fatimah dalam buku Finoza
(Komposisi Bahasa Indonesia, 2004:136), narasi adalah rangkaian
tuturan yang biasanya menceritakan atau menyajikan hal atau kejadian
(peristiwa) melalui penonjolan pelaku.
Berangkat dari pendapat para ahli di
atas, kita dapat mengetahui poin-poin yang berkaitan dengan narasi, yaitu (1)
berbentuk cerita, (2) menonjolkan pelaku, (3) disusun secara sistematis, (4)
menurut perkembangan dari waktu kewaktu. Poin-poin tersebut jika disatukan,
maka dapat disimpulkan bahwa paragraf naratif adalah paragraf berbentuk cerita
yang mengisahkan suatu peristiwa (kejadian) dengan disusun secara sistematis
dan menonjolkan pelaku dari waktu kewaktu. Paragraf naratif bisa bersifat fiksi
maupun non-fiksi.

No.
|
Menurut Atar Semi (2003:31)
|
No.
|
Menurut Keraf (2000:136),dikutip di http://id.wikipedia.org
|
1.
|
Berupa cerita
tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
|
1.
|
Menonjolkan
unsur perbuatan atau tindakan.
|
2.
|
Kejadian yang
disampaikan dapat berupa fakta, dapat juga semata-mata imajinasi, atau
gabungan keduanya.
|
2.
|
Dirangkai
dalam urutan waktu.
|
3.
|
Berdasarkan
konflik, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik.
|
3.
|
Ada konflik.
|
4.
|
Memiliki
nilai seni estetika, isi dan cara penyampaiannya bersifat sastra, khususnya
narasi yang berbentuk fiksi.
|
4.
|
Berusaha
menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
|
5.
|
Menekankan
susunan secara kronologis.
|
||
6.
|
Biasanya
memiliki dialog.
|
Ciri-ciri yang
dikemukakan Keraf ini memiliki kesamaan dengan Atar Semi bahwa narasi paragraf
naratif memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis, dan
memiliki konflik. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan
pelaku.

Secara garis besar paragraf naratif
dibagi menjadi empat, yakni narasi informatif, narasi ekspositorik, narasi
artistik dan narasi sugestif.
1. Narasi Informatif
Narasi
informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara
tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang
tentang kisah seseorang.
2. Narasi
Ekspositorik (fakta)
Narasi ekspositorik adalah narasi yang
memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa
dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Pelaku yang
ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai
saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai
oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi
ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis,
berdasarkan fakta yang ada, dan bersifat objektif.
3. Narasi Artistik
Narasi sugestif
adalah narasi yang memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat
terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah
melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis,
berdasarkan fakta yang ada dan bersifat objektif
4. Narasi Sugestif
(fiksi)
Narasi sugestif
adalah narasi yang memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat
terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah
melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.

Ir. Soekarno Presiden Republik
Indonesia Pertama adalah seorang nasionalis. Ia pemimpin PNI pada tahun 1928.
Soekarno menghabiskan waktunya di penjara
dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah. Soekarno
mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan
Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 juni 1945. Soekarno bersama Mohammad
Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada
tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai
Presiden RI pada tahun 1949. Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah
pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin lainnya menjadi juru bicara bagi
Negara-negara nonblok pada konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir
seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang.

Aku tersenyum sambil mengayunkan
langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang disekujur tubuhku
bergemeretak. Kumasukan kedua telapak tangan kedalam saku jaket, mencoba
memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian
menyambutku ketika eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak kurindui ketika aku
telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepisnya.
Jangan, Bowo, Sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah
Ratri, dia tengah menunggu kepulangannmu dengan segenap cintanya.
C.
Paragraf
Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah suatu bentuk
karangan yang hidup dan berpengaruh. Menurut Sukoyo (1987:28) dikutip oleh Syafie’ie 1998, deskripsi
disajikan sehidup-hidupnya sehingga pembaca seolah-olah memahami sendiri apa
yang dialami penulis. Deskripsi adalah tulisan yang bertujuan memberikan
perincian detail tentang objek sehingga dapat memberikan pengaruh pada
imajinasi pembaca dan pendengar, bagaikan mereka ikut melihat, mendengar,
merasakan, dan mengalami langsung objek tersebut. (Atar Semi, 2003:41)
Menurut Atar Semi:2003, Paragraf
Deskriptif dibagi menjadi dua jenis, yaitu deskripsi ekspositoris dan deskripsi
aristik.

Paragraf
deskriptif yang menjelaskan sesuatu dengan perincian yang jelas sebagaimana
adanya tanpa menekankan unsur impresi atau sugesti kepada pembaca.

Paragraf deskriptif yang mengarahkan kepada pemberian
pengalaman kepada pembaca bagaikan berkenalan langsung dengan objek yang
disampaikannya dengan cara menciptakan sugesti dan impresi melalui ketrampilan
penyampaian dengan menggunakan gaya bahasa yang memikat dan menggugah pikiran

1. Memperlihatkan
detail atau perincian tentang objek.
2. Bersifat membentuk imajinatif pembaca.
3. Disampaikan dengan gaya memikat dan dengan pilihan kata
yang menggugah.
4. Memaparkan
tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan, sehingga objeknya
pada umumnya berupa benda, alam, tempat, warna, dan manusia.
5. Banyak
menggunakan spartial onder (susunan
ruang).

Keramaian di Alun-alun Garut udara
sejuk dan cuaca yang cerah pagi itu, dimanfaatkan masyarakat untuk berolah raga
senam di alun-alun Garut, disana banyak pohon yang rindang sebagai tempat untuk
berteduh, kicau burung menambah suasana ramai, tempat yang bersih dan nyaman
membuat orang-orang berdatangan silih berganti ke alun-alun garut. Banyak
masyarakat yang beraktivitas di sekililing alun-alun garut, seperti berjualan
asongan, berjualan es kelapa, dan menjajahkan makanan lainnya juga, senantiasa
mereka menunggu para pembeli, ada yang unik disana terlihat seorang pria yang
membuat kereta mini yang ditarik oleh domba, dan kereta ini hanya dapat
ditunggangi oleh anak-anak saja. Alun-alun Garut merupakan pusat kota Garut,
oleh karena itu, semua jenis angkutan umum melewati alun-alun, berderet panjang
menungu penumpang. Ada sebuah sekolah depan alun-alun namanya SMA 11 Garut,
setiap jam pulang sekolah, alun-alun dijadikan tempat bercengkrama dan bersenda
gurau oleh siswa dari beberapa sekolah.

Salju tipis melapis rumput, putih
berkilau diseling warna jingga, bayang matahari senja yang memantul. Angin awal
musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan
menderaikan bulu-bulu burung bewarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat
dari satu ranting ke ranting lain.
D.
Paragraf
Eksposisi
Keraf (1984:3) berpendapat bahwa
eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan yang berusaha untuk menerangkan dan
menguraikan satu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan pengetahuan
seseorang. Menurut Rusyana (1984:29), paragraf eksposisi adalah paragraf yang
membahas atau menerangkan sesuatu. Tarigan (1987:62) juga berpendapat bahwa
paragraf eksposisi adalah tulisan yang bernada penjelasan disebut tulisan
penyingkapan dan tujuannya pengklasifikasian, pembatasan, penganalisisan,
penjelasan, dan penilaian.(dikutip
dari Kurniawan, Anjari:2012).

1. Bersifat
nonfiksi/ilmiah.
2. Berdasarkan
fakta.
3. Berusaha menjelaskan tentang sesuatu.
4. Gaya tulisan
bersifat informatif.
5. Fakta dipakai
sebagai alat kontribusi.
6. Fakta dipakai
sebagai alat konkritasi .
7. Tidak bermaksud
mempengaruh.

1. Menentukan
topik yang akan disajikan.
2. Menentukan tujuan eksposisi.
3. Membuat kerangka karangan, disusun secara sistematis.
4. Mengembangkan
eksposisi, yaitu bersifat informatif, demokratis, objektif, dan logis. (Kurniawan, Anjari. 2012)

Pada dasarnya pekerjaan akuntan
mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntasi dan auditing. Dalam bidang akuntasi,
pekerjaan akuntan berupa pengolahan untuk menghasilkan informasi keuangan, juga
perencanaan sistem informasi akuntasi yang digunakan untuk menghasilkan
informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan
laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang
tercantum dalam laporan tersebut.
Topik yang tepat utuk eksposisi,
antara lain:
·
Manfaat
kegiatan ekstrakulikuler .
·
Peranan
majalah dinding di sekolah-sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
·
Catatan:
Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja.
Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.

Cara Mencakok Tanaman:
·
Siapkan
pisau, tali raffia, tanah yang subur, dan sabut secukupnya.
·
Pilihlah
ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter kira-kira1,5 sampai 2 cm.
·
Kulit
ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai bersih kira-kira
sepanjang 10 cm.
E.
Paragraf
Persuasif
Paragraf
persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk
pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan ke- inginan penulisnya. Agar
tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan
data dan fakta. Seperti halnya karangan argumentasi, karangan persuasi termasuk
jenis tulisan yang dibuat untuk memengaruhi orang (hortatoris).

Persuasive
|
Argumentatif
|
Pengarang
mengharapkan pembaca mengikuti perbuatan sesuai instruksi yang dianjurkan
penulis.
|
Pengarang
hanya mengharapkan pembaca mengakui pembenaran yang ada dalam paragraf
|

1. Persuasi
berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
2. Harus
menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
3. Persuasi harus
dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara
penulis dengan pembaca.
4. Persuasi
sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya
kesepakatan pendapatnya tercapai.
5. Persuasi
memerlukan fakta dan data.

1. Tentukan topik
dan tujuan.
2. Membuat
kerangka karangan.
3. Menumpulkan
bahan.
4. Menarik
kesimpulan.
5. Penutup.

Katakan tidak pada NARKOBA seperti
yang kita ketahui bahwa Narkoba sangat berbahaya bagi tubuh, Narkoba(Narkotika,
Psikotropika, dan bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang
dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun
disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku
seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan
psikologis. Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan
dan penelitian. Tetapi karena berbagai alasan, mulai dari keinginan untuk
mencoba-coba, ikut trend/gaya, lambang status sosial, ingin melupakan
persoalan, dll. Maka narkoba kemudian disalahgunakan.
F. Paragraf Argumentasi
Menurut
Keraf (2000), Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berusaha
membuktikan kebenaran dengan berfikir kritis dan logis, bertolak dari
fakta-fakta untuk mencapai suatu kesimpulan (dalam
buku Semi, M. Atar:2003).
Paragraf
argumentasi merupakan jenis karangan ilmiah, tujuannya adalah agar pembaca
yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Fakta-fakta dalam paragraf argumentasi dapat diperoleh dengan berbagai cara,
antara lain:
1. bahan bacaan
(buku, majalah, surat kabar, atau internet).
2. wawancara atau angket.
3. penelitian atau
pengamatan langsung melalui observasi.
Agar lebih mudah, Anda dapat menulis paragraf
argumentatif dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Daftarlah
topik-topik pendapat yang dapat dikembangkan.
2. Susunlah
kerangka paragraf yang akan dibuat.- Kembangkan kerangka tersebut menjadi
paragraf.
3. Anda dapat
menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu, dengan demikian,
oleh sebab itu, dan lain-lain).

1. Menjelaskan
pendapat agar pembaca yakin mengenai topik yang dibahas.
2. Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik,
dan lain-lain.
3. Menggali sumber
ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
4. Penjelasan
dalam paragraf argumentasi disampaikan secara logis.
5. Penutup berisi
kesimpulan.

1. Kalimat
utama/pendahuluan berupa pernyataan/gagasan penulis yang menarik perhatian
pembaca.
2. Diikuti
kalimat-kalimat penjelas yang berisi argumen-argumen untuk meyakinkan atau
membuktikan kebenaran gagasan awal penulis.
3. Ditutup dengan
kesimpulan yang menegaskan gagasan awal penulis.
Karangan argumentasi dan eksposisi sering sulit
dibedakan. Bentuk keduanya hampir sama. Meskipun demikian, keduanya memiliki
perbedaan. Perbedaan argumentasi dengan
eksposisi antara lain:
Bagian
Karangan
|
Argumentasi
|
Eksposisi
|
Pembuka atau pendahuluan
|
Menarik perhatian pembaca pada persoalan yang akan dikemukakan.
|
Memperkenalkan kepada pembaca tentang topik yang akan dipaparkan dan
tujuan paparan tersebut.
|
Tujuan
|
Meyakinkan pembaca.
|
Memberi informasi atau menjelaskan kepada pembaca agar pembaca memperoleh
gambaran yang jelas.
|
Penggunaan data, contoh, gambar, dsb (Alasan)
|
Untuk membuktikan bahwa apa yang dikemukakan penulis dalam tulisan itu
benar.
|
Untuk lebih menjelaskan atau memperjelas isi karangan.
|
Penutup
|
Menyimpulkan apa yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya.
|
Menegaskan lagi apa yang telah diuraikan sebelumnya.
|

Teknologi Komunikasi harus segera dikuasai seiring dengan perkembangan
zaman seperti yang kita rasakan saat ini, teknologi komuniksi sangat penting
dalam kehidupan dan harus kita kuasai. Mengapa demikian? Karena, dengan kita
telah menguasai teknologi komunikasi, kita mampu berkomunikasi secara global
atau mendunia. Ada berbagai produk teknologi baru, seperti, satellite, komputer
pribadi, printer laser, scanner, telefon seluler, laptop, internet, LAN, HTML,
camera, digital, USB flash disk, dsb telah banyak memberi kontribusi dalam
kemajuan bidang komunikasi saat ini. Teknologi internet telah merubah cara
orang berkomunikasi, misalnya , melalui email. Email merupakan kunci utama
perubahan cara berkomunikasi. Dengan hanya mempunyai satu alamat email, kita
dapat mengikuti berbagai model berbagai komunikasi yang ada diinternet .
Beberapa model komunikasi itu, diantaranya: Forum, Milis/Group, Situs jejaring
sosial, Blog, Situs sharing file, E-learning menggunakan teleconference. Saat
ini manusia sangat memanfaatkan penemuan-penemuan teknologi yang ada disegala
bidang, sehingga kemajuan teknologi itu memang sangat penting bagi manusia,
terutama dibidang komunikasi. Oleh sebab itu sangat diharapkan akan adanya
kemajuan teknologi yang dapat menunjang perkembangan positif. Peningkatan
kualitas hidup semkin menuntut manusia untuk melakukan berbagai aktifitas yang
dibutuhkan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Teknologi
komunikasi yang perkembangannya begitu cepat secara tidak langsung mengharuskan
manusia untuk menggunakannya dalam segala aktivitas.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Mengemukakan gagasan secara
tertulis, perlu menggunakan bentuk tertentu dalam sebuah karangan.
Bentuk-bentuk tersebut jika berdasarkan isi dan sifatnya adalah :
(1) narasi, (2) deskripsi, (3) eksposisi, (4) persuasif, (5) argumentasi.
Sebuah tulisan dibentuk oleh serangkaian alenia atau paragraf, maka penjenisan
tulisan berdasarkan hal tersebut dapat ditinjau dari komposisi alenianya.
Paragraf naratif adalah paragraf berbentuk cerita yang mengisahkan suatu
peristiwa (kejadian) dengan disusun secara sistematis dan menonjolkan pelaku
dari waktu kewaktu. Secara garis besar paragraf
naratif dibagi menjadi empat, yakni narasi informatif, narasi ekspositorik,
narasi artistik dan narasi sugestif.
Deskripsi adalah tulisan
yang bertujuan memberikan perincian detail tentang objek sehingga dapat
memberikan pengaruh pada imajinasi pembaca dan pendengar, bagaikan mereka ikut
melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami langsung objek. Paragraf
eksposisi adalah tulisan yang bernada penjelasan disebut tulisan penyingkapan
dan tujuannya pengklasifikasian, pembatasan, penganalisisan, penjelasan, dan
penilaian. Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang
bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan ke- inginan
penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan
pembuktian dengan data dan fakta. Seperti halnya karangan argumentasi, karangan
persuasi termasuk jenis tulisan yang dibuat untuk memengaruhi orang
(hortatoris). Paragraf
argumentasi adalah paragraf yang berusaha membuktikan kebenaran dengan berfikir
kritis dan logis, bertolak dari fakta-fakta untuk mencapai suatu kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa Indoneisa. Jakarta:Insan Mulia.
Husaini,
Aiman.2007. Tobat Rokok.
Depok:Pustaka IIMaN.
Syafie’ie, Imam. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta:P2LPTK Depdikbud.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa.
Bandung:Angkasa.
Semi, M. Atar. 2003. Menulis
Efektif. Padang:Angkasa Raya.
Hafitz, Ario. 2013. http://ariohafitz.blogspot.com/2013/04/.html [21 April 2014 at 12.20]
Kurniawan,
Anjari. 2012. http://googel22.blogspot.com/2012/12/paragraf-eksposisi.html
[21 April 2014 at 12.16].
Rohmanah,
Chy. 2013. http://blogging.co.id/jenis-jenis-paragraf-dan-contohnya
[22 April 2014 at 21.00]
http://id.wikipedia.org/wiki/Narasi (online)
bukan nya ini mah jenis jenis paragraff
BalasHapus